- - "SPAM" Semua Pasti Ada Maknanya: PAPER ANALISA PERBANDINGAN GEMPABUMI 26 DESEMBER 2004 DAN 11 APRIL 2012 DI ACEH "SPAM" Semua Pasti Ada Maknanya: PAPER ANALISA PERBANDINGAN GEMPABUMI 26 DESEMBER 2004 DAN 11 APRIL 2012 DI ACEH

PAPER ANALISA PERBANDINGAN GEMPABUMI 26 DESEMBER 2004 DAN 11 APRIL 2012 DI ACEH


ANALISA PERBANDINGAN GEMPABUMI 26 DESEMBER 2004 DAN 11 APRIL 2012 DI ACEH


Netrin Marianti Ndeo1
1)Jurusan Geofisika, Akademi Meteorologi dan Geofisika



Abstrak
Gempabumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan  Bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempabumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi).
Akibat pertemuan antara dua mega lempeng yaitu lempeng Eurasia dan lempang Indo-Australia dan aktivitas seismic yang tinggi menyebabkan daerah Sumatera bagian selatan berpotensi terjadi gempa yang menyebabkan terjadinya Tsunami. Gempabumi 26 Desember 2004 menimbulkan tsunami yang sangat dahsyat setinggi 9 meter menewaskan sekitar 230.000 orang tewas di 8 negara. Indonesia, Sri Lanka, India, dan Thailand merupakan Negara dengan jumlah kematian terbesar. Sedangkan Gempabumi 11 April 2004 menimbulkan tsunami kecil, hanya beberapa wilayah saja yang mengalami kenaikan air laut hingga 0.8 meter.
Gempabumi 26 Desember 2004 disebabkan oleh sesar naik dan berada di daerah subduksi sehingga menimbulkan tsunami yang sangat dahsyat, sedangkan gempabumi kembar 11 April 2012 disebabkan oleh sesar geser di daerah intralempeng sehingga hanya menimbulkan tsunami kecil.
Keywords: Gempabumi, Tsunami, Intralempeng




1.  LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada koordinat 6° LU - 11º LS dan 95º BT - 141º BT. Hampir semua wilayah di Indonesia merupakan daerah yang rawan terjadi gempa bumi yang disertai terjadinya tsunami. Hanya beberapa daerah saja di Indonesia yang aman dari bahaya tsunami, seperti di Kalimantan kecuali Kalimantan Timur, dan sebagian pantai utara Jawa. Secara


tektonik wilayah Indonesia berada pada jalur pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu lempeng Pasifik, lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Oleh karena itu daerah-daerah di Indonesia sering terjadi gempabumi.
Gambar 1. Pergerakan relatif lempeng benua dan samudra

Pergerakan ini menimbulkan pergeseran lempeng tektonik pada batas lempeng sebelah barat daya Pulau Sumatera sehingga menimbulkan medan stress atau tekanan mulai pada batas lempeng sampai beberapa radius kilo meter ke arah timur laut memebentuk sesar-sesar dimana menjadi sumber terjadinya gempabumi.

Description: subduksi_sumatera
Gambar 2. Daerah subduksi dan sesar mendatar di Sumatera

Setelah meletusnya Gunung Krakatau pada tahun 1883 yang menyebabkan terjadinya Tsunami dan menelan korban jiwa tidak kurang dari 36.000 jiwa, banyak terjadi Tsunami lain yang juga menyebabkan ribuan orang meninggal dunia. Diantaranya Tsunami di Flores 1992, Tsunami Banyuwangi 1994, Tsunami Biak 1996, kemudian Tsunami Aceh 2004, dan Tsunami Pangandaran. Setidaknya lebih dari 20 bencana Tsunami telah terjadi di Indonesia sejak tahun 1900-2006 baik dalam skala kecil maupun besar. Wilayah Indonesia merupakan salah satu wilayah di dunia yang mempunyai jalur gempabumi yang sangat besar yang dapat menyebakan terjadinya Tsunami.
Gempabumi dan Tsunami yang terjadi di laut selatan atau sebelah barat daya Sumatera ini disebabkan oleh tumbukan antara Lempeng Samudera Indo-Australia dengan Lempeng benua Eurasia. Akibat dari penunjaman yang terjadi dan sifat batuan yang keras maka energi yang dilepaskan dalam gempa bumi juga besar, selanjutnya menjadi deformasi dasar laut akan menghasilkan Tsunami Earthquakegenik.

2.  TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah:
1.      Memahami karateristik dari gempabumi 26 Desember 2004 dan 11 April 2012 di Aceh.
2.      Membandingkan penyebab gempabumi 11 April 2012 di Aceh yang tidak menimbulkan tsunami yang dahsyat.

3.  ISI

3.1       Pengertian Gempabumi
Gempabumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempabumi yang di alami selama periode waktu. Gempabumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Magnitudo
Momen adalah skala yang paling umum di mana gempabumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala richter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa magnitudo 3 atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.

3.2       Jenis Gempabumi

Jenis gempabumi dapat dibedakan berdasarkan:

3.2.1    Berdasarkan Penyebab
1.      Gempabumi tektonik
2.      Gempabumi tumbukan
3.       Gempabumi runtuhan
4.       Gempabumi buatan
5.       Gempabumi vulkanik (gunung api)

3.2.2    Berdasarkan Kedalaman
1.      Gempabumi dalam
2.      Gempabumi menengah
3.      Gempabumi dangkal

3.2.3    Berdasarkan Gelombang/Getaran Gempabumi
1.      Gelombang Primer
2.      Gelombang Sekunder
3.3       Penyebab Gempabumi

Kebanyakan gempabumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.
Gempabumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempabumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Beberapa gempabumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempabumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.

3.3.1    Gempabumi 26 Desember 2004

Gempabumi ini juga luar biasa dalam cakupan geografisnya. Diperkirakan sepanjang 1200 km jalur sesar tergeser sekitar 15 meter sepanjang zona penunjaman tempat lempeng samudra Hindia menyusup di bawah lempeng benua Burma (bagian Lempeng Eurasia). Pergeseran sesar tidak terjadi langsung tetapi dalam dua fase selama beberapa menit. Data akustik dan seismograf menunjukkan bahwa fase pertama meliputi pembentukan zona runtuhan sepanjang 400 km dan lebar 100 km, pada kedalaman 30 km di bawah dasar laut. Ini adalah runtuhan terpanjang yang pernah dihasilkan gempabumi. Runtuhan berjalan memanjang dengan kecepatan 2,8 km/detik atau 10.000 km/jam. Runtuhan mulai terjadi di lepas pantai Aceh dan maju ke arah barat laut selama 100 detik sebelum kemudian runtuhan berbelok searah jarum jam ke utara menuju pulau-pulau Andaman dan Nikobar. Saat pembelokan tersebut, runtuhan terhenti sesaat selama 100 detik. Fase kedua yaitu runtuhan ke arah utara ini berjalan dengan kecepatan lebih rendah yaitu 2,1 km/detik atau 7.600 km/jam. Lalu runtuhan terus berlanjut ke utara selama lima menit sampai ke batas lempeng tempat penyesaran naik ini berubah menjadi penyesaran mendatar. Perubahan ini mengurangi kecepatan perpindahan massa air di lautan sehingga mengurangi amplitudo tsunami yang terjadi di bagian utara Samudra Hindia.
Gempabumi yang terjadi telah mengangkat dasar laut beberapa meter, memindahkan air laut sebanyak sekitar 30 km3 memicu gelombang tsunami yang dahsyat. Gelombang-gelombang tsunami itu tidak berasal dari titik episentrum dan menyebar secara radial ke seluruh penjuru Samudra Hindia seperti digambarkan, tetapi gelombang ini tersebar secara radial ke luar dari runtuhan sepanjang 1200 km ( bukan berasal dari point source tetapi dari line source ). Hal ini telah menyebabkan gelombang makin tersebar secara luas, teramati sampai mencapai Arktika, Chili, dan Mexico.
Di banyak tempat, gelombang tsunami mencapai ketinggian 24 meter sampai 30 meter ketika melanda pantai dan masuk ke arah daratan sampai sejauh 2 km.
3.3.2    Penyebab Gempabumi 11 April 2012

Dua gempabumi besar yang diikuti rentetan gempa-gempa susulan secara beruntun mengguncang lepas pantai barat ujung utara pulau Sumatra pada 11 April 2012. Kedua gempabumi ini bisa dikatakan gempa kembar karena gempa yang lokasinya berdekatan dimana gempa pertama terjadi pada pukul 15.38 WIB dengan kekuatan 8,5 skala Richter. Pusat gempa pada kedalaman 10 km, berjarak 346 km barat daya Kabupaten Simeuleu. Adapun gempa kedua terjadi pada pukul 17.43 WIB dengan kekuatan 8,1 skala Richter. Pusat gempa punya kedalaman 10 km dan berjarak 483 km barat daya Simeuleu. Lokasi pusat gempa keduanya memang berdekatan, semua berpusat di luar zona subduksi.
Akibat dua gempabumi yang terjadi kemarin, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini akan potensi terjadinya tsunami. Peringatan tsunami diakhiri pukul 19.45 WIB.
Tsunami memang terjadi setelah gempa besar pertama, meskipun dalam intensitas kecil. Berdasarkan informasi BMKG, tsunami terjadi di Meulaboh setinggi 80 cm pukul 17.00 dan di Sabang setinggi 6 cm pukul 17.04.
Tsunami besar tidak terjadi sebab gempabumi lebih dipicu oleh gerakan sesar miring (oblique) dan di luar zona subduksi. Tsunami besar bisa terjadi bila pusat gempa di zona subduksi dan gerakan sesar vertikal. Hingga saat ini, telah ada 28 gempa susulan yang terjadi akibat dua gempa yang terjadi kemarin.

3.4       Analisa

3.4.1    Perbedaan Gempabumi 26 Desember 2004 dan Gempabumi 11 April 2012

Dari karakteristik gempabumi yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 kekuatan 9,0 SR yang menimbulkan tsunami yang sangat besar hingga mencapai sekitar 9 meter dan menelan korban hingga 230.000 jiwa di 8 negara termasuk Indonesia terpicu oleh aktivitas seismik.

Seperti kita ketahui, Indonesia merupakan negara yang hampir seluruh bagian wilayahnya berpotensi gempabumi dan tsunami. Indonesia oleh 3 lempeng utama yaitu lempeng Pasifik, Eurasia dan Indo Australia. Pergerakan ketiga lempeng tersebut menyebabkan tekanan di beberapa tempat, hingga mencapai batas elastisitasnya maka energi tersebut menimbulkan gempabumi.

Sumatra bagian Utara juga sangat berpotensi gempabumi karena pergerakan lempeng Indo-Australia hingga menunjam ke bawah lempeng Eurasia. Daerah penunjaman ini yang disebut zona subduksi. Gempabumi 26 Desember 2004 dengan kekuatan 9,0 SR ini disebabkan oleh pergerakan lempeng di zona subduksi ini. Sedangkan Gempabumi 11 April 2012 atau gempa kembar Sumatra 2012 yaitu Gempa pertama dengan kekuatan 8,5 skala Richter berjarak 346 km barat daya Kabupaten Simeuleu. Adapun gempa kedua dengan kekuatan 8,1 skala Richter dan berjarak 483 km barat daya Simeuleu disebabkan oleh pergerakan lempeng Indo-Australia dan Eurasia teapi tidak berada di zona subduksi.
Description: http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/581208_3816917025798_1363776334_33602979_1475855662_n.jpg
Gambar 3. Zona intralempeng dan zona subduksi (interpolate)
Peristiwa gempabumi Aceh 2012 ini jika dibandingkan dengan gempabumi yang pernah mengguncang Aceh 2004, memang sama-sama gempabumi besar namun berbeda dalam dampak yang ditimbulkannya. Jika gempabumi kuat 2004 memicu megatsunami yang menelan ratusan ribu korban jiwa, maka gempabumi 2012 ini sekalipun kekuatannya sangat besar tetapi tidak membangkitkan tsunami yang cukup signifikan.
Gempabumi Aceh 2012 meskipun pusat gempabuminya di laut, bermagnitudo besar, dengan kedalaman dangkal, tetapi mekanisme sumber gempabuminya menunjukkan pergerakan persesaran horizontal (strike-slip fault). Aktivitas transform fault yang mendatar inilah yang membuat ribuan nyawa di pesisir barat Sumatera terselamatkan dari bencana tsunami yang hampir sama dengan tsunami 2004. Faktor mekanisme sumber gempabumi inilah yang akhitnya membedakan secara tegas dengan peristiwa gempabumi Aceh 2004. 

Terkait dengan peristiwa terjadinya tsunami, maka ada 4 (empat) persyaratan agar gempabumi tektonik dapat memicu tsunami dahsyat, yaitu:
1.      kedalaman hiposenter gempabumi harus dangkal kurang dari 70 kilometer,
2.      pusat gempabumi terjadi di dasar laut,
3.      magnitudo gempabumi cukup besar lebih dari 7,0 Skala Richter, dan
4.      patahan yang terjadi akibat gempabumi merupakan patahan vertikal dengan dimensi sesar sangat besar.

Timbulnya tsunami kecil pada peristiwa gempabumi sesar geser ini sangat mungkin disebabkan oleh adanya hole yang vacuum saat terbentuk penyesaran di zona transform fault. Selain itu sesar geser juga dapat menyebabkan tsunami jika pergeserannya tidak murni horisontal, tetapi harus ada sedikit mekanisme dip-slip, sebagaimana sesar gunting. Namun demikian pada umumnya pada penyesaran geser arah gerakan naik turunnya bagaimanapun tetap tidak sebesar kalau penyesaran naik (thrust fault) atau penyesaran turun (normal fault).
Description: http://3.bp.blogspot.com/_nJwFBpmNC1U/S-LxnU5dCWI/AAAAAAAAAB0/5EjOSXNQ7TM/s1600/macam+macam+sesar.jpg
Gambar 4. Macam-macam sesar

Peristiwa gempabumi Aceh 2012 memiliki beberapa keunikan terkait dengan kekuatan gempabumi, akumulasi tegangan, dan lokasi pusat gempabuminya, yaitu:

Pertama, gempabumi Aceh 2012 dengan mekanisme strike-slip memiliki magnitudo sangat besar, padahal umumnya gempabumi dengan mekanisme sesar horizontal (strike-slip) semacam ini tidak memiliki magnitudo yang besar. Gempabumi kuat biasanya cenderung terjadi di zona penyusupan dangkal atau yang disebut sebagai zona  megathrust. Di zona megathrust  ini sebuah lempeng tektonik menyusup dibawah lempeng yang lain, kemudian tertahan dan membangun akumulasi medan tegangan dalam waktu lama hingga dilepaskan energinya sebagai gempabumi besar.

Kedua, berdasarkan perkiraan para ahli gempabumi, energi medan tegangan di zona seismik sebelah barat Aceh sudah berkurang banyak seiring dengan terjadinya gempabumi megathrust pada 26 Desember 2004 yang memicu tsunami. Namun demikian tanpa diduga di zona seismik yang relatif berdekatan dengan pusat gempabumi utama tahun 2004 lalu masih menyimpan tegangan dan kini terjadi pelepasan energi tegangan di bagian luar daerah pertemuan lempeng (outer rise earthquake) dengan kekuatan sangat besar.

Ketiga, berdasarkan catatan sejarah gempabumi, kejadian gempabumi kuat yang terjadi di luar daerah subduksi semacam ini memang tergolong langka. Belajar kepada kasus gempabumi Aceh 2012 ini maka semakin meyakinkan bahwa di lepas pantai barat Sumatera dan di selatan Jawa sekalipun, atau di zona seismik manapun yang memiliki kesamaan unsur tektoniknya ternyata pada lempeng samudera belakang zona subduksi masih menyimpan potensi gempabumi kuat (outer rise earthquake) sehingga dengan kenyataan ini akan membuat kita selalu waspada.
Gempa Aceh 2004 dan gempa Aceh 2012 berbeda jauh.  

Berikut ini beberapa perbedaannya

·         Gempabumi 2004: Lokasi gempa di sepanjang zona subduksi pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia.
·         Gempabumi 2012: Berlokasi hanya di lempeng Indo-Australia, sekitar 175 km lebih ke selatan. 
·         Gempabumi 2004: Merupakan gempabumi interplate yang berpotensi menyebabkan tsunami.
·         Gempabumi 2012: Merupakan gempabumi intraplate yang tidak menyebabkan tsunami.
·         Gempabumi 2004: Efek gempabumi menyebabkan tepian dari lempeng Indo-Australia melenting ke atas sepanjang 1.300 km tegak lurus zone penunjaman tempat lempeng samudra Hindia menyusup di bawah lempeng Eurasia (megathrust), dari mulai Simeuleu sampai Andaman. Kondisi itu membuat air laut surut dan kemudian menghempas ke daratan.
·         Gempabumi 2012: Gempabumi hanya menyebabkan gerakan mendatar yang menimbulkan getaran dan riak gelombang di lautan. Efeknya, kalaupun, tsunami paling-paling hanya 10-20 cm, paling tinggi tak lebih dari 1 meter.  

3.4.2    Intralempeng

Seperti telah dijelaskan, gempa kembar Sumatra 2012 ini merupakan gempabumi intralempeng. Dari segi energinya, gempabumi ini merupakan gempabumi intralempeng terbesar sepanjang catatan manusia. Peristiwa gempa kembar Sumatra 2012 ini sekaligus mengingatkan kembali Indonesia dengan gempabumi intralempeng akhir-akhir ini. Berbeda dengan gempabumi di zona subduksi maupun dalam zona patahan besar yang lebih mudah diprediksi kekerapannya, sepanjang data-data pendukungnya lengkap, gempabumi intralempeng adalah jenis gempa yang amat sulit untuk diprediksi kekerapannya. Padahal gempa jenis ini juga bisa sangat merusak. 

Sebagian penduduk Jawa mungkin masih mengingat satu malam di bulan Agustus 2007, tatkala gempabumi besar mengguncang seluruh pulau ini. Episentrumnya amat mengejutkan, sebab terletak di sebelah utara Indramayu atau di Laut Jawa, kawasan yang secara tradisional amat jarang menjadi sumber gempabumi. Gempabumi intralempeng tersebut memiliki magnitudo Mw 8,1 dan beruntung sumbernya sangat dalam sehingga getaran yang diakibatkannya pun minimal. Berbeda halnya dengan gempabumi intralempeng Sindangbarang (Tasikmalaya) pada awal September 2009 dengan magnitudo Mw 7,0 yang menelan korban jiwa dan merusak ribuan bangunan khususnya di Jawa Barat bagian selatan. Demikian halnya gempa Pariaman di akhir September 2009 dengan magnitude Mw 7,6 yang merenggut lebih dari 1.000 nyawa dengan kerusakan amat besar di Padang dan kota-kota Sumatra Barat lainnya. Sempat dikira sebagai gempa dari zona subduksi Mentawai yang selama ini ditunggu-tunggu, mengingat zona ini tidak pernah lagi mengalami gempabumi besar sejak 1833, belakangan ketahuan kalau gempa Pariaman ini pun tergolong gempa intralempeng. 

Bagi para pakar kebumian, gempa-gempa intralempeng ini menghadirkan tantangan tersendiri terkait dinamika, karakteristik dan prediksinya. Sehingga setiap kawasan yang berada atau berdekatan dengan zona subduksi harus dianggap berpotensi menghasilkan gempabumi besar, hingga bukti-bukti menunjukkan sebaliknya. Dan bagi Indonesia, dengan zona subduksi melingkar mengelilingi separuh garis pantai negeri ini, artinya kewaspadaan akan bencana gempabumi harus menjadi perhatian khususnya sepanjang pesisir barat-selatan Indonesia sejak dari Sabang hingga Merauke. 
Sementara bagi kita masyarakat luas, apapun jenis gempabuminya (termasuk gempabumi intralempeng). 

Mekanisme penyesaran turun (normal fault) yang memicu Tsunami di Lunyuk, Sumbawa 1977 (182 orang meninggal) mirip dengan mekanisme penyesaran gempabumi yang memicu tsunami Tonga 2009 (129 orang meninggal).
Description: http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/s320x320/582798_3682411177403_1188787163_3589261_1120283392_n.jpg
Gambar 5. Double jolt at Tonga and Samoa

Patut diwaspadai bahwa "outer-rise" earthquake belum tentu strike-slip, tetapi benar-benar dapat memicu tsunami. Tsunami Sumbawa 1977 dengan magnitudo 8.2 (182 orang meninggal), dan Tsunami yang melanda Samoa -Tonga pada tanggal 29 September 2009, dihasilkan oleh jgempa bumi yang tidak umum yang terjadi di dekat palung samudera.
Description: http://a2.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/s320x320/535214_3682340215629_1188787163_3589188_1187470229_n.jpg
Gambar 6. Subduksi

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penulisan dapat disimpulkan sebagai berikut:

Gempabumi 26 Desember 2004 dengan kekuatan 9,0 SR yang menimbulkan tsunami yang sangat dahsyat dengan sesar naik (pemicu naiknya dasar laut) disebabkan oleh pergerakan lempeng sehingga menyebabkan gempabumi di zona subduksi. Sedangkan Gempabumi kembar yang terjadi pada tanggal 11 April 2012 dengan kekuatan 8,5 SR dan 8.1 SR yang hanya menimbulkan tsunami kecil dengan sesar geser disebabkan oleh pergerakan lempeng sehingga menyebabkan gempabumi di daerah intralempeng.

5.      DAFTAR PUSTAKA

1.      Ndeo, Netrin,dkk, 2011. Perbandingan Penentuan Daerah Rawan Tsunami Beserta Run-Up Gelombang Tsunami Di Flores 12 Desember 1992 Dan Sumatera Bagian Selatan  Tsunami Flores 12 Desember 1992.
2.      Sutopawiro,Daryono, 2012. Gempa Besar Aceh Yang Unik, http://www.facebook.com/notes/daryono-sutopawiro/gempa-besar-aceh-yang-unik-by-daryono/10150674711801270 (diunduh tanggal 20 April 2012).
3.      Sudibyo, Ma’rufin, 2012. Kala Ujung Sumatra Bergetar, Sebuah Pelajaran (Kembali) dari Gempa Intralempeng, http://www.facebook.com/notes/marufin-sudibyo/kala-ujung-sumatra-bergetar-sebuah-pelajaran-kembali-dari-gempa-intralempeng/10150812759304595 (diunduh tanggal 20 April 2012).
4.      Newswires, 2012. Gempa Aceh: Ini Perbedaan Mendasar Gempa 2004 & 2012,http://www.bisnis.com/articles/gempa-aceh-ini-perbedaan-mendasar-gempa-2004-and-2012 (di unduh tanggal 20 April 2012).
5.      Satyana , Awang Harun, 2006. Pelajaran dari Gempa dan Tsunami Aceh 26 Desember 2004, http://wahyu-read.blogspot.com/2007/01/pelajaran-dari-gempa-dan-tsunami-aceh.html (diunduh tanggal 20 April 2012).
6.      http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa (diunduh tanggal 29 Mei 2012).
(diunduh tanggal 29 Mei 2012).



0 Responses

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

yang Populer